Pada hari sabtu tepatnya tanggal 27 April 2024, saya dan sahabat-sahabat sekolah saya yang terdiri dari 12 orang berkumpul di Stasiun Tebet pada pukul 06.30 WIB untuk menunggu kereta ke arah Stasiun Bogor. Harga untuk satu kali perjalanan menuju Stasiun Bogor per orangnya cuma memakan Rp5,000.00. Gerbong kereta yang kami tempati terbilang sepi, masih banyak tempat duduk yang belum ditempati oleh penumpang lain, dibanding dengan gerbong kereta dari arah Stasiun Bogor yang menonjol betul-betul padat sebab banyak penumpang yang berdiri dan berdempetan dengan penumpang lain.
Sesudah lewat 14 stasiun KAI, kami tiba di Stasiun Bogor pada pukul 07.40 WIB. Sebelum keluar dari stasiun, kami melowongkan diri ke minimarket yang ada didalamnya untuk membeli camilan yang akan kami makan di Kebun Raya Bogor. Bukan tanpa alasan kami memilih untuk membeli di minimarket, untuk setiap camilan ditempat wisata sudah pasti akan dikenakan harga yang berkali-kali lipat dari harga aslinya guna untuk mendapat keuntungan dari para wisatawan.
Untuk keluar dari stasiun, kami semestinya lewat alun-alun judi bola yang ramai dengan para pedagang dan beberapa orang yang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Kami menaiki angkutan lazim berwarna hijau dengan ukuran yang lebih kecil daripada angkutan lazim di Jakarta. Taraf untuk setiap orangnya sebesar Rp5,000.00. Kami berdesak-desakan di ruang yang sempit untuk sampai di Kebun Raya Bogor.
Hanya menghabiskan waktu sekitar 5 menit diperjalanan, kami pun lekas turun dari angkutan lazim berwarna hijau dan bergegas menjelang gerbang tinggi yang ada didepan mata. Bangunan bangunan serta beberapa patung besar dan tulisan selamat datang menyapa kami sebagai hiasan. Udaranya betul-betul asri, apalagi kami tiba pada pukul 08.20 dimana masih ada udara pagi yang betul-betul sejuk. Kami sibuk mengambil banyak video dan foto yang diberikan oleh Pak Dedi selaku guru matematika yang menjadi alasan kenapa kami bisa ada di Kebun Raya Bogor.
Berpergian ke Kebun Raya Bogor menaiki kereta adalah tugas utama yang diberikan oleh Pak Dedi supaya kami mengenal alangkah canggihnya kemajuan transportasi Kereta Api Indonesia yang tak kalah dengan kereta api yang dimiliki negara-negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan. Kecuali itu kami juga ditugaskan untuk memposting 15 foto di Instagram, 5 video berdurasi dua menit yang akan diupload di youtube dan tiktok, menghitung mean, mediana, dan modus dari data pengeluaran satu kelas selama di Bogor, serta 1 tulisan di kompasiana.
Sesudah merasa cukup mengambil banyak foto dan video di pintu utama, kami pun membeli karcis masuk seharga Rp25,500.00 per orang. Kami semakin semangat dikala sukses menjelang Kebun Raya Bogor yang dipenuhi oleh 7.000 jenis tumbuhan. Kami berjalan jalan santai dan menikmati pemandangan yang kami lihat, mulai dari danau dan beberapa bangunan yang cantik.
Sesudah tugas video dan foto dirasa sudah cukup, kami pun menentukan untuk pulang ke rumah dengan rute yang sama adalah dengan kembali menaiki angkutan lazim berwarna hijau untuk menuju ke stasiun. Aku betul-betul berbahagia sebab ini adalah pengalaman pertama saya bermain dengan sahabat-sahabat saya dengan jarak yang jauh dan mencoba naik kereta ke Bogor. Sekian pengalaman saya Raisya Adinda Riskyta selama di Bogor, terimakasih.